La vida nos

Rabu, 21 April 2010

Olahraga : BASKET

BASKET
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.
Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.
== Sejarah ==
Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith., seorang guru Olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.
Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.
Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith.Basket ball(sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
Pada awalnya,setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble,sehingga bola hanya dapat berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.


Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinamakan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Terlahir sebagai warga Kanada, ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925.
Naismith meninggal dunia 28 November 1939, kurang dari enam bulan setelah menikah untuk kedua kalinya.

Senin, 19 April 2010

Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan diartikan sebagai gerakan pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap/konstan. Kecepatan tetap berarti percepatan nol. Dengan kata lain benda yang bergerak lurus beraturan tidak memiliki percepatan. Dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang ditemukan benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap.

Karena pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) kecepatan gerak suatu benda tetap, maka kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan atau kelajuan sesaat. kok bisa ya ? ingat bahwa setiap saat kecepatan gerak benda tetap, baik kecepatan awal mapun kecepatan akhir. Karena kecepatan benda sama setiap saat, maka kecepatan awal juga sama dengan kecepatan akhir. Dengan demikian kecepatan rata-rata benda juga sama dengan kecepatan sesaat. Dah ngerti khan ?

GRAFIK GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat. Untuk memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh maka akan sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut.

Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa kecepatan bernilai tetap pada tiap satuan waktu. Kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t = 0 hingga t akhir.

Contoh : perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di bawah ini

Kecepatan gerak benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh (satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, kecepatan benda selalu sama (ditandai oleh garis lurus).

Bagaimana kita mengetahui perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang diarsir pada grafik di atas sama dengan perpindahan benda. Jadi, untuk mengetahui besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan perpindahan adalah satuan panjang, bukan satuan luas.

Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, jarak yang ditempuh benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung jarak tempuh adalah dengan menggunakan persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.

Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung jarak atau perpindahan di atas berlaku jika gerak benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0. Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Padahal dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah memiliki posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di bawah ini.

Grafik Kedudukan terhadap Waktu (x-t)

Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 berhimpit dengan titik acuan nol.

Makna grafik di atas adalah bahwa nilai kecepatan selalu tetap pada setiap titik lintasan (diwakili oleh titik-titik sepanjang garis x pada sumbu y) dan setiap satuan waktu (diwakili setiap titik sepanjang t pada sumbu x). Anda jangan bingung dengan kemiringan garis yang mewakili kecepatan. Makin besar nilai x, makin besar juga nilai t sehingga hasil perbandingan x dan y (kecepatan) selalu sama.

Contoh : Perhatikan contoh Grafik Kedudukan terhadap Waktu (x-t) di bawah ini

Bagaimanakah cara membaca grafik ini ?

Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda x = 0, pada saat t = 1 s, jarak yang ditempuh oleh benda = 2 m, pada saat t = 2 s jarak yang ditempuh oleh benda = 4 m, pada saat t = 3 s, jarak yang ditempuh oleh benda = 6 s dan seterusnya. Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan bahwa gerak benda yang diwakili oleh grafik x- t di atas, bergerak dengan kecepatan tetap 2 m/s (Ingat, kecepatan adalah jarak dibagi waktu).

Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 tidak berhimpit dengan titik acuan nol.

Persamaan yang kita turunkan di atas menjelaskan hubungan antara kedudukan suatu benda terhadap fungsi waktu, di mana kedudukan awal benda tidak berada pada titik acuan nol. Kecepatan benda diawali dari kedudukan di x0 sehingga besar x0 harus ditambahkan dalam perhitungan. Pada grafik di atas xo = 0.

(pahami secara perlahan-lahan penurunan rumus di atas, bila perlu sambil melihat grafik untuk mempermudah pemahaman anda)

Latihan soal

Kereta api Ladoya bergerak lurus beraturan pada rel lurus yogya-bandung sejauh 5 km dalam selang waktu 5 menit. (a) Hitunglah kecepatan kereta (b) berapa lama kereta itu menempuh jarak 50 km ?

Panduan Jawaban :

(a) Pada soal di atas, diketahui perpindahan (s) = 5 km dan waktu tempuh (t) = 4 menit. Sebelum menghitung kecepatan, kita harus mengkonversi satuan sehingga sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Terserah anda, mana yang ingin dikonversi, ubah menit ke jam atau km di ubah ke meter dan menit di ubah ke detik.

Misalnya yang di ubah adalah satuan menit, maka 4 menit = 0,07 jam.

Ingat bahwa pada GLB, kecepatan benda sama setiap saat, demikian juga dengan kecepatan rata-rata.

v = s / t = 5 km / 0,07 jam = 75 km/jam

(b) Untuk menghitung waktu, persamaan kecepatan di atas dibalik

t = s / v = 50 km / 75 km/jam = 0,67 jam = 40 menit.

Sabtu, 17 April 2010

Perbedaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Perbedaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
A. Korupsi
• Korupsi dalam pengertian paling umum adalah pembagian atau penyisihan atas suatu standar yang seharusnya ditegakkan.
• Sedangkan korupsi secara sempit diartikan sebagai pengabaian standar perilaku tertentu oleh pihak yang berwenang demi memenuhi kepentingan diri sendiri
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sbb:
• perbuatan melawan hukum;
• penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
• memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
• merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

Contoh tindakan korupsi :
• memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
• penggelapan dalam jabatan;
• pemerasan dalam jabatan;
• ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
• menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
B. Kolusi
• Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya menjadi lancar.
Di dalam bidang studi ekonomi, kolusi terjadi di dalam satu bidang industri disaat beberapa perusahaan saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka bersama.
Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli, dimana keputusan beberapa perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
Kartel adalah kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi tersembunyi.
C. Nepotisme
Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti "keponakan" atau "cucu".
• Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.

Contoh :
Seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer tersebut akan bersalah karena nepotisme.
Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri, sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.

Label:

PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP KELARUTAN

Adanya ion sekutu akan mempengaruhi kelarutan. Ion sekutu ialah ion yang juga merupakan salah satu bahan endapan. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan suatu endapan akan berkurang banyak sekali jika salah satu ion sekutu terdapat dalam jumlah berlebihan, meskipun efek ini diimbangi dengan pembentukan suatu kompleks yang dapat larut.
Sejauh ini telah dibahas kelarutan elektrolit dalam air murni yang ion-ionnya hanya berasal dari satu sumber, yaitu dari elektrolit padat. namun seringkali terdapat sumber lain dari ion yang senama (sejenis) dalam larutan.
Agar anda dapat memahami pengaruh ion sejenis dalam kelarutan suatu zat maka perhatikan ilustrasi berikut: Apabila anda mempunyai sebuah keranjang dan beberapa bola

Kemudian anda akan mengisi keranjang tersebut dengan bola merah hingga keranjang tersebut penuh berisi bola, dan ternyata untuk memenuhi keranjang tersebut diperlukan 8 buah bola merah
Artinya dapat dikatakan bahwa kapasitas keranjang dalam keadaan kosong dapat terisi oleh 8 buah bola merah. Bagaimana apabila keadaan awalnya keranjang tersebut tidak kosong melainkan sudah terdapat 4 buah bola merah di dalamnya? Tentu saja dari kapasitas keranjang kita yang telah kita ketahui maka kita hanya dapat memasukan 4 bola merah lagi ke dalam keranjang tersebut.
Apa artinya? Apabila di dalam keranjang sudah terdapat 4 bola merah maka bola merah yang bisa diisikan ke dalam keranjang adalah 4 buah lagi sesuai dengan kapasitas keranjang yang hanya muat 8 buah bola merah.
Disinlah konsep ion sejenis dalam kelarutan suatu zat dapat lebih mudah dipahami. Apabila di kelarutan AgOH didalam air adalah x M, maka kelarutannya dalam larutan NaOH atau larutan AgNO3 tidak akan sebesar x M akan tetapi akan lebih kecil disbanding x M mengingat adanya ion sejenis yaitu OH- dan Ag+.
Jadi adannya ion sejenis di dalam larutan akan memperkecil kelarutan suatu zat tersebut.
Kelarutan zat AB dalam larutan yang mengandung ion sejenis
AB(s) → A+ (aq) + B- aq)
s → n.s s
Larutan AX :
AX(aq) → A+(aq) + X-(aq)
b → b b
maka dari kedua persamaan reaksi di atas: [A+] = s + b = b, karena nilai s cukup kecil bila dibandingkan terhadap nilai b sehingga dapat diabaikan. B-1] = s
Jadi : Ksp AB = b . s
Contoh :
Bila diketahui Ksp AgCl = 10-10, berapa mol kelarutan (s) maksimum AgCl dalam 1 liter larutan 0.1 M NaCl ?
Jawab:
AgCl(s) → Ag+(aq) + Cl-(aq)
s → s s
NaCl(aq) ĺ Na+(aq) + Cl-(aq)
Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]
= s . 10-1
Maka,
s = 10-10/10-1
= 10-9 mol/liter
Dari contoh di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa makin besar konsentrasi ion sojenis maka makin kecil kelarutan elektrolitnya.

Perubahan Kelarutan Akibat Ion Senama
Kelarutan garam dalam larutan yang telah mengandung elektrolit lain dengan ion yang sama dengan salah satu ion garam tersebut, akan lebih kecil dari kelarutan garam dalam air murni.
Yang tidak berubah adalah Ksp garam tersebut.
Contoh:
AgCl dilarutkan dalam larutan NaCl 0,1 M.
Dalam larutan ini, terjadi reaksi ionisasi NaCl dan AgCl.
NaCl ® Na+(aq) + Cl-(aq)
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)
Kesetimbangan kelarutan yang digambarkan dalam persamaan ionisasi yang terakhir, bergeser ke kiri akibat kehadiran ion Cl- yang dihasilkan dari ionisasi sempurna garam NaCl.
Hal ini menyebabkan kelarutan AgCl lebih kecil dari kelarutannya dalam air murni.

Catatan :
Ksp tetap (pada suhu tertentu), kelarutan bisa berubah, bergantung pada ion-ion yang hadir dalam larutan.
Contoh:
Tentukan kelarutan AgCl(s) dalam larutan NaCl 0,1 M, jika hasil kali kelarutan AgCl(s) adalah 1,7 ´ 10-10.
Jawab:
Misalkan kelarutan AgCl(s) dalam larutan
NaCl ® Na+(aq) + Cl-(aq)
-- 0,1 M 0,1 M
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)
s M s M
Ion sejenis mengisi nilai s Cl-
Menjadi :






Untuk dapat mengetahui pengaruh ion sejenis terhadap kelarutan dapat dilihat berdasarkan beberapa contoh berikut :

Contoh 1
Hitunglah kelarutan PbI2 (Ksp = 1,6 x 10-8) dalam larutan Pb(NO3)2 0,1 M
Jawab :
Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-]2
1.6 x 10-8 = 10-1 [I-]2
[I-]2 = 16 x 10-8
[I-] = 4 x 10-4 M
PbI2 Pb2+ + 2I-

Contoh 2
Kelarutan Ag2CrO4 dalam air adalah 10-4 M. hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 0,01 M
Jawab :
Ksp Ag2CrO4 = 4s2 = 4 x 10-12
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42-]
4 (10-4)3 = [Ag+]2 x 10-2
[Ag+] = 2 x 10-5 M
Ag2CrO4 2Ag+ + CrO42-

Jadi, kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 adalah 10-5 M.
Kesimpulan
Suatu kelarutan garam-garam yang sukar larut dipengaruhi oleh adanya ion sejenis dan terbentuknya senyawa kompleks.
Makin banyak ion sejenis, makin kecil kelarutannya.

Label:

Virus

Virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun.

Hampir semua virus menimbulkan penyakit pada organisme lain.
Sejarah Penemuan Virus:
1. D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.
2. W.M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik daun tembakau yang kemudian disebut sebagai TMV (Tobacco Mozaik Virus).
Ciri-cirinya
ukuran virus
• Virus berukuran sangat kecil yaitu antara 20 nanometer (nm) sampai 300 nm.
• Masih ingatkah kalian, 1 nm itu seberapa?
• Mari kita ingat, 1 nm adalah 1/1.000.000.000 meter.
• Alat yang dapat digunakan untuk melihat virus hanyalah mikroskop elektron yang mampu memperbesar objek sampai 200.000-400.000 kali.
bentuk virus
Saat ini sudah diketahui beberapa bentuk virus, antara lain, batang, bulat, oval, dan seperti huruf T.
Gambar Ukuran dan Morfologi Komparatif beberapa virus. Lingkaran besar menunjukkan ukuran relatif sel bakteri yang berbentuk kokus (bulat).
Sumber; Pelczar,M.J., and Chan., 1986

Struktur Virus
Virus hanya terdiri dari materi genetik berupa DNA atau RNA yang dikelilingi oleh suatu protein pelindung yang disebut kapsid.
Kapsid dibangun oleh subunit-subunit yang identik satu sama lain yang disebut kapsomer.
Bentuk kapsomer-kapsomer ini sangat simetris dan suatu saat dapat mengkristal.
Pada beberapa virus, seperti virus herpes dan virus influenza, dilengkapi oleh sampul atau envelope dari lipoprotein (lipid dan protein).
Pembungkus ini merupakan membran plasma yang berasal dari sel inang virus. Suatu virus dengan materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus protein disebut partikel virus atau virion.
Gambar Diagram skematik bentuk dan komponen Virion. Kapsid terdiri dari kapsomer-kapsomer. Kapsid dan inti asam nukleat membentuk nukleokapsid.
Sumber; Pelczar,M.J., and Chan., 1986
Bakteriofage
Bakteriofage tersusun oleh tiga bagian, yaitu kepala, ekor dan serabut ekor.
Kepala berbentuk segi delapan, didalamnya terdapat materi genetik berupa DNA. Kepala bersambung ke bawah dengan ekor, bentuknya tabung kecil memanjang.
Ujung ekor memiliki serabut ekor yang berfungsi sebagai penerima rangsang.
Bagian kepala dan ekor terdapat selubung kapsid.
Gambar Struktur Bakteriofage Mikrograf elektron, perbesaran X189.000 (kiri) dan diagram virion Bakteriofage
Sumber; Pelczar,M.J., and Chan., 1986
Cara Reproduksi virus
 Perkembangbiakan virus dapat terjadi dalam sel inang yang hidup.
 Hal ini berarti virus harus mampu menembus sel inang dan memasukkan materi genetiknya.
 Perkembangbiakan virus di bagi menjadi dua, yaitu fase lisis/ litik dan fase lisogenik.
Fase litik
Fase litik merupakan tahap bakteriofage dalam menginfeksi bakteri, yang akhirnya bakteri lisis/hancur.

Urutan fase litik
1. Adsorpsi, ditandai dengan melekatnya ujung ekor virus pada dinding sel bakteri.
2. Penetrasi,biasanya dipermudah oleh enzim lisozim (enzim penghancur) yang berada pada ekor virus untuk mencernakan dinding sel bakteri. Penetrasi dikatakan berhasil apabila, virus dapat menginfeksikan DNAnya ke dalam sel bakteri.
3. Replikasi atau perbanyakan. virus mengambil alih perlengkapan metabolik sel bakteri. Hal ini mengakibatkan virus memperbanyak DNA. Kemudian DNA virus mengendalikan semua proses pembentukan protein virus untuk dibangun menjadi kapsid-kapsid baru.
4. Perakitan, kapsid-kapsid yang terbentuk pada awalnya terpisah antara kepala, ekor dan serabut ekor. Tetapi kemudian bagian-bagian itu dirakit menjadi virus yang utuh, lalu DNA masuk ke bagian kepala. Kira-kira 25 menit setelah infeksi awal, terbentuk sejumlah 200 virus baru yang terjadi di dalam tubuh sel bakteri.
5. Litik/lisis/hancur, merupakan tahap terakhir yang ditandai dengan hancurnya dinding sel bakteri oleh enzim penghancur virus. Virus-virus baru keluar dan siap menginfeksi sel inang yang lain
Fase isogenik
Pengetahuan tentang fase lisogenik dapat ditemukan berdasar penelitian-penelitian mengenai fagekoli lambda (λ).
Urutan selengkapnya tentang fase lisogenik adalah;
Adsorpsi.
Penetrasi.
Penggabungan, yaitu DNA virus bergabung dengan DNA bakteri (berbentuk sirkuler=seperti cincin), sehingga hasilnya terbentuk DNA sirkuler baru yang merupakan gabungan DNA virus dan DNA bakteri. DNA virus yang bergabung dengan DNA bakteri tadi bersifat tidak "ganas", disebut profage.
Pembelahan, yaitu DNA bakteri mengadakan replikasi, maka profage juga ikut bereplikasi. Maka saat bakteri bereproduksi dengan pembelahan biner, profage juga ikut membelah. Akibatnya setiap bakteri yang terbentuk, di dalam DNAnya masih tersisipi DNA virus dan jumlah profage yang terbentuk sama dengan jumlah hasil pembelahan bakteri.
Akan tetapi jika terjadi kondisi yang khusus (misalnya adanya radiasi sinar ultraviolet atau dikenai suatu zat kimia) dapat menyebabkan DNA virus terlepas dari DNA bakteri dan terjadilah fase litik. Proses ini disebut induksi spontan. Kalau hal ini terjadi, tahap selanjutnya replikasi, perakitan dan akhirnya dinding sel bakteri lisis (seperti tahap litik).
manfaat Virus

 Virus mempunyai struktur sangat sederhana dan mempunyai daya infeksi yang sangat tinggi.
 Sifat-sifat ini dimanfaatkan dalam rekayasa genetika.
 Dalam rekayasa genetika, untuk menghasilkan organisme yang mempunyai sifat-sifat menguntungkan dapat dilakukan dengan memindahkan gen pembawa sifat menguntungkan dari organisme satu ke organisme yang lain.
 Untuk memindahkan gen, diperlukan suatu pembawa atau vektor.
1. Vektor harus memiliki kemampuan menginfeksikan gen yang dibawanya ke organisme penerima.Virus mempunyai daya infeksi yang tinggi sehingga dipakai sebagai vektor. Contoh virus yang dipakai sebagai vektor misalnya virus Lambda (λ).
Virus juga dimanfaatkan sebagai agen penyebab mutasi.
Mutasi atau perubahan sifat yang disebabkan perubahan susunan gen, sering sengaja dilakukan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu yang dibutuhkan.
Beberapa bakteri dengan sengaja dimutasi, untuk memperoleh sifat baru yang lebih menguntungkan.
Untuk melakukan proses mutasi pada bakteri, dapat menggunakan virus. Contoh virus yang dimanfaatkan sebagai agen penyebab mutasi adalah virus Mu (Mutator fage).
• Virus dapat melemahkan bakteri patogen. Seperti kita ketahui bahwa profage bersifat tidak "ganas", maka jika bakteri patogen (misalnya Corynebacterium diphteriae, yang menyebabkan difteri) disisipi profage, maka sifat bakteri patogen tersebut menjadi lemah, tidak "ganas".
• Virus dapat digunakan untuk pembuatan vaksin, yaitu bibit penyakit yang dilemahkan, sehingga kalau dimasukkan ke dalam tubuh manusia, tidak berbahaya dan justru manusia yang diberi vaksin akan membentuk zat anti sesuai jenis vaksin yang dimasukkan.
• Maka pada saat terjadi infeksi virus yang sesungguhnya, kita sudah memiliki zat anti bagi penyakit itu.
• Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab polio.
• Secara alamiah manusia dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
bahaya virus

 Virus berbahaya karena dapat menyebabkan sel lisis dan menimbulkan penyakit.
 Pada siklus litik, jika virus dapat memperbanyak diri, sel inang akan dihancurkan, kemudian virus-virus baru akan menginfeksi sel lain.
 Virus jenis lain dapat menimbulkan penyakit karena kemampuannya dalam menghasilkan racun yang menghambat metabolisme inangnya sehingga sel tersebut menjadi sakit.
Virus dapat menyerang bakteri, tumbuhan, hewan atau manusia.
Berdasarkan inang yang diserangnya, virus dikelompokkan menjadi virus bakteri, virus tumbuhan dan virus hewan.
Pada bakteri/virus bakteri
 Bakteriofage atau fage (fage berasal dari bahasa Yunani phage yang berarti makan).
 Virus bakteri yang terkenal adalah virus yang menyerang bakteri Escherichia coli atau disebut fage coli. Fage coli diberi nama T1 sampai T2.
Pada tumbuhan;
1. Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab penyakit bercak kuning/mozaik pada daun tembakau.
2. Virus Tungro penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus ini dengan perantara wereng coklat dan wereng hijau.
3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) menyerang batang tanaman jeruk.
Pada hewan;
Virus NCD (New Castle Disease) penyebab penyakit tetelo (sampar ayam) pada ayam dan itik. Ayam atau itik mengalami diare, batuk-batuk dan keesokan harinya mati. Jika terserang virus ini dan dapat sembuh, akibat yang ditimbulkan adalah ayam kehilangan keseimbangan, kepala seperti ditekuk dan berputar-putar.
2). Virus Rabies, penyebab penyakit rabies pada anjing, kucing atau kera.
3). Virus FMD (Foot and Mooth Disease) penyebab penyakit kuku dan mulut pada ternak sapi atau kerbau. Hewan ternak tidak bisa berjalan dan tidak bisa makan.
Pada manusia;
1. Virus Flu, penyebab influenza.
Bagian yang diserang:saluran pernapasan bagian atas.
Gejala yang timbul:demam, timbul ingus, batuk, nyeri otot, selera makan berkurang.
Cara penularan melalui udara.
Upaya pencegahan dengan menjaga pertahanan tubuh tetap baik.
Virus flu diketahui ada sekitar lebih dari 200 macam, dan tidak menimbulkan efek kekebalan dalam tubuh. Sehingga apabila kita terserang flu kemudian sembuh, kita dapat terserang lagi, mungkin oleh virus flu yang lainnya.
Virus Dengue,
Penyebab: demam berdarah.
Demam berdarah tergolong salah satu penyakit yang banyak merenggut nyawa manusia.
Gejala yang muncul, demam selama 7 hari berturut-turut, nafsu makan berkurang, jumlah trombosit kurang dari normal (< 75.000).
Cara penularan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Uoaya Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan dan memutuskan daur hidup Aedes aegypti agar tidak berkembangbiak dan merugikan manusia.
Virus campak,
Penyebab: campak/morbili, biasanya menyerang anak-anak.
Gejala yang timbul demam tinggi, mengigau, mata pedih jika terkena cahaya, batuk dan rasa ngilu di sekujur tubuh.
Pada awalnya virus ini menyerang saluran napas, tetapi kemudian menuju ke darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh, terutama kulit.
Cara penularan melalui kontak langsung dengan penderita.
Upaya pencegahan dengan menjaga pertahanan tubuh tetap baik dan menghindari kontak langsung dengan penderita.
Virus rabies,
Penyebab: rabies/anjing gila.
Virus ini menyerang sistem saraf pusat penderita. Biasanya menyerang hewan anjing, serigala atau kucing.
Pada manusia, gejala rabies adalah sakit kepala, demam, gugup, lesu dan lumpuh. Lalu diikuti dengan mengigau, tertawa tanpa sebab dan akhirnya dapat mengalami koma.
Cara penularan melalui gigitan hewan yang sudah terinfeksi virus.
Pencegahan dengan menjaga tubuh jangan sampai terinfeksi virus melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies.
Virus polio,
• Penyebab: polio.
• Gejala penyakit polio adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, mengantuk, sakit tenggorokan, mual dan muntah.
• Polio biasanya menyerang anak-anak. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan, bila menyerang selaput otak dan merusak sel saraf otak depan dan berhubungan dengan serabut motor pada saraf tepi.
• Bagaimana cara vaksin polio itu dimasukkan ke dalam tubuh?
• Secara umum vaksinasi disuntikkan, tetapi vaksin polio lain, diberikan secara oral, yaitu diteteskan melalui mulut. Dengan vaksinasi polio merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit polio.
Virus hepatitis,
Penyebab: hepatitis (radang hati).
Penderita hepatitis biasanya kulit dan bola matanya berwarna kuning.
Hal ini terjadi karena akibat infeksi pada hati, kemudian hatinya membengkak. Maka empedu akan beredar ke seluruh tubuh. Hal inilah yang menyebabkan kulit dan bola mata berwarna kuning.
Ada tiga jenis virus hepatitis, yaitu; Virus Hepatits A, B dan Virus hepatitis non A-non B. Yang paling berbahaya adalah Virus hepatitis B.
Mengapa penderita hepatitis disertai dengan membesarnya perut? Karena terjadi kerusakan hati, maka cairan darah masuk ke dalam rongga perut. Sehingga rongga perut menjadi besar.
Cara penularan melalui makanan atau minuman yang tercemar virus hepatitis.
Cara pencegahan, jagalah kebersihan.
Virus Varicella-zoster, Penyebab: herpes zoster (ruam saraf).
Lepuhan dari penyakit ruam saraf (hesper zoster) berupa sebaris atau selajur lepuhan kulit.
Biasanya menyerang orang yang daya tahan tubuhnya melemah atau pada orang tua.
Virus varicella-zoster juga menyebabkan cacar air.
Gejala yang timbul adalah demam, rasa tidak enak badan, baris lepuhan, biasanya pada satu sisi tubuh, lepuhan terasa panas, nyeri dan atau gatal.
Infeksi virus varicella-zoster pada saraf, mula-mula dapat menyebabkan cacar air, setelah sembuh, virus ini akan tetap hidup di dalam tubuh dan akan muncul kembali sebagai ruam saraf bila pertahanan tubuh kita menurun.
Penularan melalui udara.
Upaya pencegahan dengan menjaga pertahanan tubuh agar tetap sehat.
Virus HIV
(Human imunodeficiency virus), Penyebab AIDS (Acquired ImunoDeficiency Syndrome).
HIV merupakan salah satu virus yang saat ini sangat ditakuti, karena menyebabkan penyakit AIDS.
Jika HIV menginfeksi sel limfosit manusia yang mengandung DNA, maka materi genetik HIV (RNA) akan digunakan sebagai cetakan untuk membentuk DNA. DNA yang terbentuk ini, akan mengikuti proses perbanyakan DNA sel inang. Dalam waktu tertentu, DNA virus dalam sel inang tidak aktif. Akan tetapi, pada kondisi tertentu, DNA virus diterjemahkan menjadi RNA. Dari RNA, kemudian dapat dibuat protein-protein yang dibutuhkan untuk melengkapi pembentukan virus baru. Terjadilah virus-virus baru dalam sel limfosit, akibatnya sel limfosit akan lisis.
Bagaimana jika sel limfosit kalah?
Jika sel limfosit yang berperan dalam pertahanan tubuh mengalami penurunan jumlah karena, lisis oleh virus, mulailah terjadi gejala AIDS.
Gejala awal dari penderita AIDS adalah pembesaran kelenjar getah bening, kemudian badan lemah, panas dingin seperti sakit flu, berkeringat, dan penurunan berat badan.
Dalam keadana ini, daya tahan tubuh akan semakin menurun. Penderita akan menjadi sangat sensitif terhadap infeksi yang sangat ringan sekalipun.
Penyakit flu yang bagi orang normal merupakan penyakit ringan, tetapi bagi penderita AIDS dapat menimbulkan akibat yang fatal.
Penularan HIV dapat melalui hubungan bebas, tranfusi darah atau wanita yang mengandung.
Pencegahan melalui pola hidup sehat, jangan berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan jarum suntik secara bersama.
Misteri Virus Flu Burung H5N1
Virus flu burung H5N1 masih menghantui kita.
Kenapa H5N1 berubah menjadi virus yang mengancam manusia?
Virus H5N1 termasuk virus influenza A, yang inangnya adalah burung yang hidup di air . Virus ini akhirnya beradaptasi dengan inang dan tidak menyebabkan penyakit pada inangnya tersebut.
Beberapa inang yang permanen dari virus influenza A adalah mamalia, babi, kuda, dan ayam ternak.
Dan umumnya virus influenza ini adalah host specific, artinya virus yang menginfeksi mamalia hanya menginfeksi manusia, tidak bisa menginfeksi burung dan begitu juga sebaliknya.

Label:

My Sister's Keeper


Directed by Nick Cassavetes

Produced by Curmudgeon Films
Written by Novel:
Jodi Picoult
Screenplay:
Jeremy Leven

Starring Cameron Diaz
Abigail Breslin
Sofia Vassilieva
Alec Baldwin
Jason Patric
Thomas Dekker
Emily Deschanel
Joan Cusack

Music by Aaron Zigman

Cinematography Caleb Deschanel

Editing by Jim Flynn
Alan Heim

Distributed by United States:
New Line Cinema

Release date(s) June 26, 2009

Running time 109 min
Country United States

Language English

Budget US $30 million

Gross revenue $78,771,734 (worldwide)
Genre Drama Film

Cast
• Cameron Diaz – Sara Fitzgerald
• Alec Baldwin – Campbell Alexander
• Abigail Breslin – Anna Fitzgerald
• Sofia Vassilieva – Kate Fitzgerald
• Jason Patric – Brian Fitzgerald
• Evan Ellingson – Jesse Fitzgerald
• Elizabeth Daily – Nurse Susan
• Joan Cusack – Judge De Salvo
• Thomas Dekker – Taylor Ambrose
• Emily Deschanel - Dr. Farquad
Soundtrack
Trailer :
• Vega 4 - Life Is Beautiful
TV Spot :
• James Blunt - Carry You Home
• Plain White T's - 1, 2, 3, 4
• Tyrone Wells - More
Movie:
• Don Ho - Tiny Bubbles
• E.G. Daily - Life Is Just A Bowl Of Cherries
• Priscilla Ahn - Find My Way Back Home
• Jimmy Scott - Heaven
• Regina Spektor - Better
• Jonah Johnson - With You
• Greg Laswell - Girls Just Want To Have Fun
• Pete Yorn - Don’t Wanna Cry
• Phil Xenidis - Kill Me
• Jeff Buckley - We All Fall In Love Sometimes
• Edwina Hayes - Feels Like Home
Plot
Conceived by means of in vitro fertilization, Anna Fitzgerald (Abigail Breslin) was brought into the world to be a genetic match for her older sister, Kate (Sofia Vassilieva), who suffers from acute promyelocytic leukemia. Anna knows if she donates a kidney, she will be unable to live the life she wants; she will no longer be able to take part in extracurricular activities such as cheerleading and soccer, or be a mother. Her family members are introduced one by one and each tell about how Katie's illness has affected them personally and the family. When Kate turns 15, she goes into renal failure. Knowing that she will have to donate one of her kidneys to her sister, Anna sues her parents for medical emancipation and the rights to her own body. Attorney Campbell Alexander (Alec Baldwin) agrees to work for Anna as her guardian ad litem, suing for partial termination of parental rights. It is later learned he agreed to take the case not for the notoriety, but because he is an epileptic and understands her predicament of not having control over one's own body.
The judge (Joan Cusack) refuses to grant summary dismissal, and the case goes to a hearing. The film is interlaced with flashbacks that detail the strong relationship between Kate and Anna as well as how Kate's illness has affected her siblings' lives and their relationships. Kate also meets a fellow cancer patient, Taylor (Thomas Dekker), who becomes her boyfriend both in and out of the hospital. He asks her to the hospital's "prom" for patients and they made love. A few days later, Kate is crying because Taylor hasn't called her for several days. Her mother Sara, furious because Kate said they "did it", storms out to ask the nurse where he is and learns that he has died. Before the hearing, their dad Brian takes the kids to the beach at Kate's request and with the doctor's permission. Overprotective as ever, Sara is infuriated when she finds out but Brian drives away anyway. Sara later joins them and they enjoy one last family outing together.
It turns out that Kate does not even want Anna's kidney, she has no confidence in another operation and prefers to die, and since Sara does not listen to her she has requested Anna to file for medical emancipation, and refuse to donate a kidney. Their older brother Jesse had known about it all along and urges Anna to tell but she doesn't dare say any more so he reveals it himself. Sara finally stops fighting Kate's decision, and Anna does not donate her kidney to Kate. Kate dies in her sleep at the hospital with her mother in her arms. After Kate's death, Campbell brings the court decision – Anna won the case. The family moves on with their lives, being changed by Kate's death, but every year on Kate's birthday they go to Montana, which was her "most favorite place in the world".

Critical response
I like this movie because this movie very interested and inspiring me to thank my live. From this movie I can learn become healthy person is important something.
In this movie I can learn Anna’s sacrifice to keep her sister’s live. Even since Anna was born, she can’t has her body self. Until one day she can’t proof again from her family’s treatment, so she to report her family’s treatment to lawyer. But, her sister (Kate) never want Anna’s sacrifice.
I am very thanks to my God because I can have all body and my live. If I become Anna I will do same as Anna too. And I am proud with Kate’s conduct.
But I am disappointed with Sara (Anna and Kate’s mothers) because she is heartless with sacrifice her child. I know she do that to save another her child. But Anna firm her child there in her pregnant 9 months, although just genetic engineering child. As a mother ought she can’t hurt Anna’s heart. I think live and died person just God to ascertain and know it. So, don’t early predestination. And I am proud with Campbell Alexander (Anna’s lawyer) because he more save truth with help Anna to get property of her body self and approval to pay with cheap price.
In this movie I found many sacrifice to make me crying and proud.
Maybe if I am become same character as this movie I can’t stiff as them. There is a touch of contrivance to the set-up that is not totally convincing and the film avoids much of the ethical arguments in flavor of family drama. But I must admit to being affected and a morally ambiguous tearjerker with a twist.

Label:

Surakarta


A. Sejarah Kebudayaan di Surakarta
1. Pendahuluan
Kota Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Solo, Sala, dan Salakarta. Nama yang terakhir tidak dipakai lagi. Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Kota ini dulu juga tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta di masa awal kemerdekaan. Jabatan residen sekarang dihapuskan dan diganti menjadi pembantu gubernur untuk wilayah Surakarta. Kota Surakarta memiliki semboyan BERSERI yang merupakan akronim dari Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun citra kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.
2. Sejarah Kebudayaan di Surakarta
a. Masa awal dan pra-Republik
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai pembangunan Keraton Mataram sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa melawan kekuasaan Paku Buwono (PB) II yang bertakhta di Kartasura pada tahun 1742. Pemberontakan ini bahkan mengakibatkan PB II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur.
Dengan bantuan VOC, pemberontakan dapat ditumpas dan Kartasura direbut kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap tercemar. Sunan Paku Buwono II lalu memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff untuk mencari lokasi ibu kota Kesultanan Mataram yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km ke arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, tepatnya di Desa Sala di tepi Bengawan Solo. Kelak namanya berubah menjadi Surakarta. Pembangunan keraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di dekat Wonogiri Kota dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya).
Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya PB III. Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, dengan rajanya Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono (HB) I). Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun.
Perjanjian Salatiga 1757 memperluas wilayah kota ini, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkoe Nagoro I). Sejak saat itu, Sala merupakan kota dengan dua sistem administrasi, yang berlaku hingga 1945, pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
b. Masa Perang Kemerdekaan 1945-1949
Situasi di Solo (dan wilayah pengaruhnya) pada masa ini sangat menyedihkan. Terjadi sejumlah peristiwa politik yang menjadikan wilayah Solo kehilangan hak otonominya.
c. D.I. Surakarta dan Pemberontakan Tan Malaka
Begitu mendengar pengumuman tentang kemerdekaan RI, pemimpin Mangkunegaran (Mangkoe Nagoro VIII dan Susuhunan Sala (Paku Buwana XII) mengirim kabar dukungan ke Presiden RI Soekarno dan menyatakan bahwa wilayah Surakarta (Mangkunegaran dan Kasunanan) adalah bagian dari RI. Sebagai reaksi atas pengakuan ini, Presiden RI Soekarno menetapkan pembentukan propinsi Daerah Istimewa Surakarta (DIS).
Pada Oktober 1945, terbentuk gerakan swapraja/anti-monarki/anti-feodal di Surakarta, yang salah satu pimpinannya adalah Tan Malaka, tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Tujuan gerakan ini adalah membubarkan DIS, dan menghapus Mangkunegaran dan Kasunanan. Gerakan ini di kemudian hari dikenal sebagai Pemberontakan Tan Malaka. Motif lain adalah perampasan tanah-tanah pertanian yang dikuasai kedua monarki untuk dibagi-bagi ke petani oleh gerakan komunis.
Tanggal 17 Oktober 1945, wazir (penasihat raja) Susuhunan, KRMH Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh gerakan Swapraja. Hal ini diikuti oleh pencopotan bupati-bupati di wilayah Surakarta yang merupakan kerabat Mangkunegara dan Susuhunan. Bulan Maret 1946, wazir yang baru, KRMT Yudonagoro, juga diculik dan dibunuh gerakan Swapraja. Pada bulan April 1946, sembilan pejabat Kepatihan juga mengalami hal yang sama.
Karena banyaknya kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan, maka tanggal 16 Juni 1946 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan politik Mangkunegaran dan Kasunanan. Sejak saat itu keduanya kehilangan hak otonom menjadi suatu keluarga/trah biasa dan keraton/istana berubah fungsi sebagai tempat pengembangan seni dan budaya Jawa. Keputusan ini juga mengawali kota Solo di bawah satu administrasi. Selanjutnya dibentuk Karesidenan Surakarta yang mencakup wilayah-wilayah Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, termasuk kota swapraja Surakarta. Tanggal 16 Juni diperingati setiap tahun sebagai hari kelahiran kota Surakarta.
Tanggal 26 Juni 1946 terjadi penculikan terhadap Perdana Menteri Sutan Syahrir di Surakarta oleh sebuah kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Mayor Jendral Soedarsono dan 14 pimpinan sipil, di antaranya Tan Malaka, dari Partai Komunis Indonesia. Perdana Menteri Syahrir ditahan di suatu rumah peristirahatan di Paras. Presiden Soekarno sangat marah atas aksi pemberontakan ini dan memerintahkan polisi Surakarta menangkap para pimpinan pemberontak. Tanggal 1 Juli 1946, ke-14 pimpinan berhasil ditangkap dan dijebloskan ke penjara Wirogunan. Namun, pada tanggal 2 Juli 1946, tentara Divisi 3 yang dipimpin Mayor Jendral Soedarsono menyerbu penjara Wirogunan dan membebaskan ke-14 pimpinan pemberontak.
Presiden Soekarno lalu memerintahkan Letnan Kolonel Soeharto, pimpinan tentara di Surakarta, untuk menangkap Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak. Namun demikian Soeharto menolak perintah ini karena dia tidak mau menangkap pimpinan/atasannya sendiri. Beliau hanya mau menangkap para pemberontak kalau ada perintah langsung dari Kepala Staf militer RI, Jendral Soedirman. Presiden Soekarno sangat marah atas penolakan ini dan menjuluki Letkol Soeharto sebagai perwira keras kepala.
Tanggal 3 Juli 1946, Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak berhasil dilucuti senjatanya dan ditangkap di dekat Istana Presiden di Yogyakarta oleh pasukan pengawal presiden, setelah Letkol Soeharto berhasil membujuk mereka untuk menghadap Presiden Soekarno. Peristiwa ini lalu dikenal sebagai pemberontakan 3 Juli 1946 yang gagal. Perdana Menteri Syahrir berhasil dibebaskan dan Mayjen Soedarsono serta pimpinan pemberontak dihukum penjara walaupun beberapa bulan kemudian para pemberontak diampuni oleh Presiden Soekarno dan dibebaskan dari penjara.
d. Serangan Umum 7 Agustus 1949
Dari tahun 1945 sampai 1948, Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar wilayah Indonesia (termasuk Jawa), kecuali Yogyakarta, Surakarta dan daerah-daerah sekitarnya.
Pada Desember 1948, Belanda menyerbu wilayah RI yang tersisa, mendudukinya dan menyatakan RI sudah hancur dan tidak ada lagi. Jendral Soedirman menolak menyerah dan mulai bergerilya di hutan-hutan dan desa-desa di sekitar kota Yogyakarta dan Surakarta.
Untuk membantah klaim Belanda, maka Jendral Soedirman merencanakan Serangan Oemoem yaitu serangan besar-besaran yang bertujuan menduduki kota Yogyakarta dan Surakarta selama beberapa jam. Serangan Oemoem di Surakarta terjadi pada tanggal 7 Agustus 1949 dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Untuk memperingati peristiwa ini maka jalan utama di kota Surakarta dinamakan Jalan Slamet Riyadi.
Kepemimpinan Slamet Riyadi (yang gugur di pertempuran melawan gerakan separatis RMS) pada Serangan Umum ini sangat mengejutkan pimpinan tentara Belanda, yang sempat berkata Slamet Riyadi lebih pantas menjadi anaknya, ketika acara penyerahan kota Surakarta.
3. Geografi
Kota Surakarta terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100 m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.
Tanah di Surakarta bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.
Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.
4. Pembagian Administratif
Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Setiap kecamatan dibagi menjadi kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampung-kampung yang kurang lebih setara dengan Rukun Warga.
Kecamatan di Surakarta:
a. Kecamatan Banjarsari
b. Kecamatan Jebres
c. Kecamatan Laweyan
d. Kecamatan Pasar Kliwon
e. Kecamatan Serengan
Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain. Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas kota Surakarta sendiri yang hanya 44 km2 dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing-masing luasnya kurang lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan kawasan kota besar yang terpusat.

B. Macam-macam Kebudayaan di Surakarta
a. Batik
Batik berasal dari Jawa. Kata batik berasal dari 2 kata bahasa jawa, yaitu amba yang berarti menulis dan titik yang berarti titik. Jadi, batik berarti menuliskan titik. Batik berdasarkan cara pembuatannya ada 3 macam, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik print. Cara pembuatan batik cap yaitu dengan meletakkan lilin di atas kain, tidak dengan canting, tapi dengan cap dari tembaga. Sedangkan cara pembuatan batik tulis:
1. Tahap pertama dari pembuatan batik yaitu ngetel/ngloyor. Kain dicuci dengan kanji perekat, kemudian diremas serta direndam dalam minyak jarak atau minyak kacang. Kemudian dijemur dan direndam lagi, lalu dijemur lagi.
2. Lalu, sesudah tahap pertama dilakukan ada tahap ngrengreng, yaitu ketika gambaran pertama dengan lilin cair dilukis di atas kain. Pembatik duduk di muka kain yang sedang dikerjakannya, menggoreskan canting yang mengalirkan lilin panas yang digoreskan sesuai dengan pola yang telah digambarkan. Karena itu, suhu lilin harus diatur benar supaya cairan lilin bisa mengalir dengan tepat. Kemudian nembok, yaitu bagian-bagian yang tidak boleh kena warna dasar, dengan lapisan lilin.
3. Selanjutnya dilakukan medel, yaitu pencelupan yang disertai dengan penjemuran dengan bantuan panas matahari. Setelah itu dilakukan ngesik/nglorod, yaitu membuang lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna soga (sawo matang) dengan cara memasukkan kain ke dalam air yang mendidih hingga lilinnya mencair kembali.
4. Tahap mbironi adalah tahap ketika bagian yang telah mendapat warna biru dan yang tidak boleh terkena soga ditutup lagi dengan lilin. Bagian yang ditutup dengan lilin ini juga diteruskan di bagian dalam kain. Setelah itu baru dilakukan menyoga, yaitu mencelup ke dalam zat berwarna coklat.
5. Setelah pencelupan dalam soga, maka kain siap dengan pemberian warnanya, dan seluruh lilin dapat dibuang.
Surakarta memiliki banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Motif batik Sidomukti diciptakan dengan sebuah harapan dan doa agar si pemakai menjadi mukti atau mulia. Sementara itu, motif batik Sidoluhur dimaksudkan agar si pemakai senantiasa memliki pekerti yang luhur.

Gambar 1.1 motif batik Sidomukti Gambar 1.2 motif batik Sidoluhur
Pusat perdagangan batik Surakarta berada di Pasar Klewer.
b. Karawitan
Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus, indah, atau rumit. Dalam bahasa jawa, kata karawitan khususnya dipakai untuk mengacu pada musik gamelan. Karawitan adalah seni suara yang bersistem slendro dan pelog baik vokal maupun instrumental.
Karawitan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Karawitan Vokal
Vokal yaitu seni suara yang menggunakan suara manusia. Yang menghidangkan vokal dinamakan vokalis. Di dalam karawitan, vokalis pria disebut wiraswara, sedangkan vokalis wanita disebut swarawati atau pesindhen.
2. Karawitan instrumental
Instrumen dalam karawitan disebut ricikan. Kumpulan atau penyatuan ricikan-ricikan yang terdapat dalam karawitan tanpa memisahkan satu dengan lainnya disebut gamelan. Karawitan instrumental dibagi menjadi 2, yatu pakurmatan dan bonangan.
3. Karawitan vokal dan instrumental
Paduan atau campuran antara vokal dan instrumental dalam karawitan, disebut juga karawitan campuran. Di dalam karawitan campuran ini, vokal dan instrumental mempunyai kedudukan yang sama pentingnya, tidak boleh salah satunya lebih menonjol agar menghasilkan hidangan karawitan yang benar-benar kompak. Contohnya klenengan, iringan tari, iringan pedhalangan, dan sebagainya.
 Fungsi gamelan
1. Pamurba irama (pemimpin irama)
Artinya yang mengatur jalannya irama mulai buka sampai dengan suwuk (berhenti). Rincikan gamelannya adalah kendhang.
2. Pamurba lagu (pemimpin lagu)
Artinya ricikan gamelan yang bertugas untuk menentukan bagian lagu yang harus disajikan oleh ricikan gamelan lainnya. Ricikan gamelannya rebab dan bonang barung.
3. Pemangku irama (pemantap irama)
Artinya ricikan gamelan yang mendukung jalannya irama mengikuti alur irama dari kendhang. Ricikan gamelannya kethuk, kempyang, kenong, kempul, gong, dan kecer.
4. Pemangku lagu
Artinya ricikan gamelan yang mendukung lagu atau melodi yang disajikan. Ricikan gamelannya gender barung, gender penerus, bonang penerus, slenthem, demung, saron barung, saron penerus, gambang, clempung/siter, dan suling.
5. Pengisi lagu
 Macam-macam instrumen gamelan
A. Sejarah Kebudayaan di Surakarta
1. Pendahuluan
Kota Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Solo, Sala, dan Salakarta. Nama yang terakhir tidak dipakai lagi. Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Kota ini dulu juga tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta di masa awal kemerdekaan. Jabatan residen sekarang dihapuskan dan diganti menjadi pembantu gubernur untuk wilayah Surakarta. Kota Surakarta memiliki semboyan BERSERI yang merupakan akronim dari Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun citra kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.
2. Sejarah Kebudayaan di Surakarta
a. Masa awal dan pra-Republik
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai pembangunan Keraton Mataram sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa melawan kekuasaan Paku Buwono (PB) II yang bertakhta di Kartasura pada tahun 1742. Pemberontakan ini bahkan mengakibatkan PB II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur.
Dengan bantuan VOC, pemberontakan dapat ditumpas dan Kartasura direbut kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap tercemar. Sunan Paku Buwono II lalu memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff untuk mencari lokasi ibu kota Kesultanan Mataram yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km ke arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, tepatnya di Desa Sala di tepi Bengawan Solo. Kelak namanya berubah menjadi Surakarta. Pembangunan keraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di dekat Wonogiri Kota dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya).
Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya PB III. Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, dengan rajanya Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono (HB) I). Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun.
Perjanjian Salatiga 1757 memperluas wilayah kota ini, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkoe Nagoro I). Sejak saat itu, Sala merupakan kota dengan dua sistem administrasi, yang berlaku hingga 1945, pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
b. Masa Perang Kemerdekaan 1945-1949
Situasi di Solo (dan wilayah pengaruhnya) pada masa ini sangat menyedihkan. Terjadi sejumlah peristiwa politik yang menjadikan wilayah Solo kehilangan hak otonominya.
c. D.I. Surakarta dan Pemberontakan Tan Malaka
Begitu mendengar pengumuman tentang kemerdekaan RI, pemimpin Mangkunegaran (Mangkoe Nagoro VIII dan Susuhunan Sala (Paku Buwana XII) mengirim kabar dukungan ke Presiden RI Soekarno dan menyatakan bahwa wilayah Surakarta (Mangkunegaran dan Kasunanan) adalah bagian dari RI. Sebagai reaksi atas pengakuan ini, Presiden RI Soekarno menetapkan pembentukan propinsi Daerah Istimewa Surakarta (DIS).
Pada Oktober 1945, terbentuk gerakan swapraja/anti-monarki/anti-feodal di Surakarta, yang salah satu pimpinannya adalah Tan Malaka, tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Tujuan gerakan ini adalah membubarkan DIS, dan menghapus Mangkunegaran dan Kasunanan. Gerakan ini di kemudian hari dikenal sebagai Pemberontakan Tan Malaka. Motif lain adalah perampasan tanah-tanah pertanian yang dikuasai kedua monarki untuk dibagi-bagi ke petani oleh gerakan komunis.
Tanggal 17 Oktober 1945, wazir (penasihat raja) Susuhunan, KRMH Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh gerakan Swapraja. Hal ini diikuti oleh pencopotan bupati-bupati di wilayah Surakarta yang merupakan kerabat Mangkunegara dan Susuhunan. Bulan Maret 1946, wazir yang baru, KRMT Yudonagoro, juga diculik dan dibunuh gerakan Swapraja. Pada bulan April 1946, sembilan pejabat Kepatihan juga mengalami hal yang sama.
Karena banyaknya kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan, maka tanggal 16 Juni 1946 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan politik Mangkunegaran dan Kasunanan. Sejak saat itu keduanya kehilangan hak otonom menjadi suatu keluarga/trah biasa dan keraton/istana berubah fungsi sebagai tempat pengembangan seni dan budaya Jawa. Keputusan ini juga mengawali kota Solo di bawah satu administrasi. Selanjutnya dibentuk Karesidenan Surakarta yang mencakup wilayah-wilayah Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, termasuk kota swapraja Surakarta. Tanggal 16 Juni diperingati setiap tahun sebagai hari kelahiran kota Surakarta.
Tanggal 26 Juni 1946 terjadi penculikan terhadap Perdana Menteri Sutan Syahrir di Surakarta oleh sebuah kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Mayor Jendral Soedarsono dan 14 pimpinan sipil, di antaranya Tan Malaka, dari Partai Komunis Indonesia. Perdana Menteri Syahrir ditahan di suatu rumah peristirahatan di Paras. Presiden Soekarno sangat marah atas aksi pemberontakan ini dan memerintahkan polisi Surakarta menangkap para pimpinan pemberontak. Tanggal 1 Juli 1946, ke-14 pimpinan berhasil ditangkap dan dijebloskan ke penjara Wirogunan. Namun, pada tanggal 2 Juli 1946, tentara Divisi 3 yang dipimpin Mayor Jendral Soedarsono menyerbu penjara Wirogunan dan membebaskan ke-14 pimpinan pemberontak.
Presiden Soekarno lalu memerintahkan Letnan Kolonel Soeharto, pimpinan tentara di Surakarta, untuk menangkap Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak. Namun demikian Soeharto menolak perintah ini karena dia tidak mau menangkap pimpinan/atasannya sendiri. Beliau hanya mau menangkap para pemberontak kalau ada perintah langsung dari Kepala Staf militer RI, Jendral Soedirman. Presiden Soekarno sangat marah atas penolakan ini dan menjuluki Letkol Soeharto sebagai perwira keras kepala.
Tanggal 3 Juli 1946, Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak berhasil dilucuti senjatanya dan ditangkap di dekat Istana Presiden di Yogyakarta oleh pasukan pengawal presiden, setelah Letkol Soeharto berhasil membujuk mereka untuk menghadap Presiden Soekarno. Peristiwa ini lalu dikenal sebagai pemberontakan 3 Juli 1946 yang gagal. Perdana Menteri Syahrir berhasil dibebaskan dan Mayjen Soedarsono serta pimpinan pemberontak dihukum penjara walaupun beberapa bulan kemudian para pemberontak diampuni oleh Presiden Soekarno dan dibebaskan dari penjara.
d. Serangan Umum 7 Agustus 1949
Dari tahun 1945 sampai 1948, Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar wilayah Indonesia (termasuk Jawa), kecuali Yogyakarta, Surakarta dan daerah-daerah sekitarnya.
Pada Desember 1948, Belanda menyerbu wilayah RI yang tersisa, mendudukinya dan menyatakan RI sudah hancur dan tidak ada lagi. Jendral Soedirman menolak menyerah dan mulai bergerilya di hutan-hutan dan desa-desa di sekitar kota Yogyakarta dan Surakarta.
Untuk membantah klaim Belanda, maka Jendral Soedirman merencanakan Serangan Oemoem yaitu serangan besar-besaran yang bertujuan menduduki kota Yogyakarta dan Surakarta selama beberapa jam. Serangan Oemoem di Surakarta terjadi pada tanggal 7 Agustus 1949 dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Untuk memperingati peristiwa ini maka jalan utama di kota Surakarta dinamakan Jalan Slamet Riyadi.
Kepemimpinan Slamet Riyadi (yang gugur di pertempuran melawan gerakan separatis RMS) pada Serangan Umum ini sangat mengejutkan pimpinan tentara Belanda, yang sempat berkata Slamet Riyadi lebih pantas menjadi anaknya, ketika acara penyerahan kota Surakarta.
3. Geografi
Kota Surakarta terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100 m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.
Tanah di Surakarta bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.
Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.
4. Pembagian Administratif
Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Setiap kecamatan dibagi menjadi kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampung-kampung yang kurang lebih setara dengan Rukun Warga.
Kecamatan di Surakarta:
a. Kecamatan Banjarsari
b. Kecamatan Jebres
c. Kecamatan Laweyan
d. Kecamatan Pasar Kliwon
e. Kecamatan Serengan
Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain. Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas kota Surakarta sendiri yang hanya 44 km2 dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing-masing luasnya kurang lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan kawasan kota besar yang terpusat.

B. Macam-macam Kebudayaan di Surakarta
a. Batik
Batik berasal dari Jawa. Kata batik berasal dari 2 kata bahasa jawa, yaitu amba yang berarti menulis dan titik yang berarti titik. Jadi, batik berarti menuliskan titik. Batik berdasarkan cara pembuatannya ada 3 macam, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik print. Cara pembuatan batik cap yaitu dengan meletakkan lilin di atas kain, tidak dengan canting, tapi dengan cap dari tembaga. Sedangkan cara pembuatan batik tulis:
1. Tahap pertama dari pembuatan batik yaitu ngetel/ngloyor. Kain dicuci dengan kanji perekat, kemudian diremas serta direndam dalam minyak jarak atau minyak kacang. Kemudian dijemur dan direndam lagi, lalu dijemur lagi.
2. Lalu, sesudah tahap pertama dilakukan ada tahap ngrengreng, yaitu ketika gambaran pertama dengan lilin cair dilukis di atas kain. Pembatik duduk di muka kain yang sedang dikerjakannya, menggoreskan canting yang mengalirkan lilin panas yang digoreskan sesuai dengan pola yang telah digambarkan. Karena itu, suhu lilin harus diatur benar supaya cairan lilin bisa mengalir dengan tepat. Kemudian nembok, yaitu bagian-bagian yang tidak boleh kena warna dasar, dengan lapisan lilin.
3. Selanjutnya dilakukan medel, yaitu pencelupan yang disertai dengan penjemuran dengan bantuan panas matahari. Setelah itu dilakukan ngesik/nglorod, yaitu membuang lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna soga (sawo matang) dengan cara memasukkan kain ke dalam air yang mendidih hingga lilinnya mencair kembali.
4. Tahap mbironi adalah tahap ketika bagian yang telah mendapat warna biru dan yang tidak boleh terkena soga ditutup lagi dengan lilin. Bagian yang ditutup dengan lilin ini juga diteruskan di bagian dalam kain. Setelah itu baru dilakukan menyoga, yaitu mencelup ke dalam zat berwarna coklat.
5. Setelah pencelupan dalam soga, maka kain siap dengan pemberian warnanya, dan seluruh lilin dapat dibuang.
Surakarta memiliki banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Motif batik Sidomukti diciptakan dengan sebuah harapan dan doa agar si pemakai menjadi mukti atau mulia. Sementara itu, motif batik Sidoluhur dimaksudkan agar si pemakai senantiasa memliki pekerti yang luhur.

Gambar 1.1 motif batik Sidomukti Gambar 1.2 motif batik Sidoluhur
Pusat perdagangan batik Surakarta berada di Pasar Klewer.
b. Karawitan
Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus, indah, atau rumit. Dalam bahasa jawa, kata karawitan khususnya dipakai untuk mengacu pada musik gamelan. Karawitan adalah seni suara yang bersistem slendro dan pelog baik vokal maupun instrumental.
Karawitan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Karawitan Vokal
Vokal yaitu seni suara yang menggunakan suara manusia. Yang menghidangkan vokal dinamakan vokalis. Di dalam karawitan, vokalis pria disebut wiraswara, sedangkan vokalis wanita disebut swarawati atau pesindhen.
2. Karawitan instrumental
Instrumen dalam karawitan disebut ricikan. Kumpulan atau penyatuan ricikan-ricikan yang terdapat dalam karawitan tanpa memisahkan satu dengan lainnya disebut gamelan. Karawitan instrumental dibagi menjadi 2, yatu pakurmatan dan bonangan.
3. Karawitan vokal dan instrumental
Paduan atau campuran antara vokal dan instrumental dalam karawitan, disebut juga karawitan campuran. Di dalam karawitan campuran ini, vokal dan instrumental mempunyai kedudukan yang sama pentingnya, tidak boleh salah satunya lebih menonjol agar menghasilkan hidangan karawitan yang benar-benar kompak. Contohnya klenengan, iringan tari, iringan pedhalangan, dan sebagainya.
 Fungsi gamelan
1. Pamurba irama (pemimpin irama)
Artinya yang mengatur jalannya irama mulai buka sampai dengan suwuk (berhenti). Rincikan gamelannya adalah kendhang.
2. Pamurba lagu (pemimpin lagu)
Artinya ricikan gamelan yang bertugas untuk menentukan bagian lagu yang harus disajikan oleh ricikan gamelan lainnya. Ricikan gamelannya rebab dan bonang barung.
3. Pemangku irama (pemantap irama)
Artinya ricikan gamelan yang mendukung jalannya irama mengikuti alur irama dari kendhang. Ricikan gamelannya kethuk, kempyang, kenong, kempul, gong, dan kecer.
4. Pemangku lagu
Artinya ricikan gamelan yang mendukung lagu atau melodi yang disajikan. Ricikan gamelannya gender barung, gender penerus, bonang penerus, slenthem, demung, saron barung, saron penerus, gambang, clempung/siter, dan suling.
5. Pengisi lagu
 Macam-macam instrumen gamelan
A. Sejarah Kebudayaan di Surakarta
1. Pendahuluan
Kota Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Solo, Sala, dan Salakarta. Nama yang terakhir tidak dipakai lagi. Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Kota ini dulu juga tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta di masa awal kemerdekaan. Jabatan residen sekarang dihapuskan dan diganti menjadi pembantu gubernur untuk wilayah Surakarta. Kota Surakarta memiliki semboyan BERSERI yang merupakan akronim dari Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun citra kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.
2. Sejarah Kebudayaan di Surakarta
a. Masa awal dan pra-Republik
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai pembangunan Keraton Mataram sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa melawan kekuasaan Paku Buwono (PB) II yang bertakhta di Kartasura pada tahun 1742. Pemberontakan ini bahkan mengakibatkan PB II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur.
Dengan bantuan VOC, pemberontakan dapat ditumpas dan Kartasura direbut kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap tercemar. Sunan Paku Buwono II lalu memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff untuk mencari lokasi ibu kota Kesultanan Mataram yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km ke arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, tepatnya di Desa Sala di tepi Bengawan Solo. Kelak namanya berubah menjadi Surakarta. Pembangunan keraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di dekat Wonogiri Kota dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya).
Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya PB III. Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, dengan rajanya Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono (HB) I). Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun.
Perjanjian Salatiga 1757 memperluas wilayah kota ini, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkoe Nagoro I). Sejak saat itu, Sala merupakan kota dengan dua sistem administrasi, yang berlaku hingga 1945, pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
b. Masa Perang Kemerdekaan 1945-1949
Situasi di Solo (dan wilayah pengaruhnya) pada masa ini sangat menyedihkan. Terjadi sejumlah peristiwa politik yang menjadikan wilayah Solo kehilangan hak otonominya.
c. D.I. Surakarta dan Pemberontakan Tan Malaka
Begitu mendengar pengumuman tentang kemerdekaan RI, pemimpin Mangkunegaran (Mangkoe Nagoro VIII dan Susuhunan Sala (Paku Buwana XII) mengirim kabar dukungan ke Presiden RI Soekarno dan menyatakan bahwa wilayah Surakarta (Mangkunegaran dan Kasunanan) adalah bagian dari RI. Sebagai reaksi atas pengakuan ini, Presiden RI Soekarno menetapkan pembentukan propinsi Daerah Istimewa Surakarta (DIS).
Pada Oktober 1945, terbentuk gerakan swapraja/anti-monarki/anti-feodal di Surakarta, yang salah satu pimpinannya adalah Tan Malaka, tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Tujuan gerakan ini adalah membubarkan DIS, dan menghapus Mangkunegaran dan Kasunanan. Gerakan ini di kemudian hari dikenal sebagai Pemberontakan Tan Malaka. Motif lain adalah perampasan tanah-tanah pertanian yang dikuasai kedua monarki untuk dibagi-bagi ke petani oleh gerakan komunis.
Tanggal 17 Oktober 1945, wazir (penasihat raja) Susuhunan, KRMH Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh gerakan Swapraja. Hal ini diikuti oleh pencopotan bupati-bupati di wilayah Surakarta yang merupakan kerabat Mangkunegara dan Susuhunan. Bulan Maret 1946, wazir yang baru, KRMT Yudonagoro, juga diculik dan dibunuh gerakan Swapraja. Pada bulan April 1946, sembilan pejabat Kepatihan juga mengalami hal yang sama.
Karena banyaknya kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan, maka tanggal 16 Juni 1946 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan politik Mangkunegaran dan Kasunanan. Sejak saat itu keduanya kehilangan hak otonom menjadi suatu keluarga/trah biasa dan keraton/istana berubah fungsi sebagai tempat pengembangan seni dan budaya Jawa. Keputusan ini juga mengawali kota Solo di bawah satu administrasi. Selanjutnya dibentuk Karesidenan Surakarta yang mencakup wilayah-wilayah Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, termasuk kota swapraja Surakarta. Tanggal 16 Juni diperingati setiap tahun sebagai hari kelahiran kota Surakarta.
Tanggal 26 Juni 1946 terjadi penculikan terhadap Perdana Menteri Sutan Syahrir di Surakarta oleh sebuah kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Mayor Jendral Soedarsono dan 14 pimpinan sipil, di antaranya Tan Malaka, dari Partai Komunis Indonesia. Perdana Menteri Syahrir ditahan di suatu rumah peristirahatan di Paras. Presiden Soekarno sangat marah atas aksi pemberontakan ini dan memerintahkan polisi Surakarta menangkap para pimpinan pemberontak. Tanggal 1 Juli 1946, ke-14 pimpinan berhasil ditangkap dan dijebloskan ke penjara Wirogunan. Namun, pada tanggal 2 Juli 1946, tentara Divisi 3 yang dipimpin Mayor Jendral Soedarsono menyerbu penjara Wirogunan dan membebaskan ke-14 pimpinan pemberontak.
Presiden Soekarno lalu memerintahkan Letnan Kolonel Soeharto, pimpinan tentara di Surakarta, untuk menangkap Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak. Namun demikian Soeharto menolak perintah ini karena dia tidak mau menangkap pimpinan/atasannya sendiri. Beliau hanya mau menangkap para pemberontak kalau ada perintah langsung dari Kepala Staf militer RI, Jendral Soedirman. Presiden Soekarno sangat marah atas penolakan ini dan menjuluki Letkol Soeharto sebagai perwira keras kepala.
Tanggal 3 Juli 1946, Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak berhasil dilucuti senjatanya dan ditangkap di dekat Istana Presiden di Yogyakarta oleh pasukan pengawal presiden, setelah Letkol Soeharto berhasil membujuk mereka untuk menghadap Presiden Soekarno. Peristiwa ini lalu dikenal sebagai pemberontakan 3 Juli 1946 yang gagal. Perdana Menteri Syahrir berhasil dibebaskan dan Mayjen Soedarsono serta pimpinan pemberontak dihukum penjara walaupun beberapa bulan kemudian para pemberontak diampuni oleh Presiden Soekarno dan dibebaskan dari penjara.
d. Serangan Umum 7 Agustus 1949
Dari tahun 1945 sampai 1948, Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar wilayah Indonesia (termasuk Jawa), kecuali Yogyakarta, Surakarta dan daerah-daerah sekitarnya.
Pada Desember 1948, Belanda menyerbu wilayah RI yang tersisa, mendudukinya dan menyatakan RI sudah hancur dan tidak ada lagi. Jendral Soedirman menolak menyerah dan mulai bergerilya di hutan-hutan dan desa-desa di sekitar kota Yogyakarta dan Surakarta.
Untuk membantah klaim Belanda, maka Jendral Soedirman merencanakan Serangan Oemoem yaitu serangan besar-besaran yang bertujuan menduduki kota Yogyakarta dan Surakarta selama beberapa jam. Serangan Oemoem di Surakarta terjadi pada tanggal 7 Agustus 1949 dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Untuk memperingati peristiwa ini maka jalan utama di kota Surakarta dinamakan Jalan Slamet Riyadi.
Kepemimpinan Slamet Riyadi (yang gugur di pertempuran melawan gerakan separatis RMS) pada Serangan Umum ini sangat mengejutkan pimpinan tentara Belanda, yang sempat berkata Slamet Riyadi lebih pantas menjadi anaknya, ketika acara penyerahan kota Surakarta.
3. Geografi
Kota Surakarta terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100 m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.
Tanah di Surakarta bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.
Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.
4. Pembagian Administratif
Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Setiap kecamatan dibagi menjadi kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampung-kampung yang kurang lebih setara dengan Rukun Warga.
Kecamatan di Surakarta:
a. Kecamatan Banjarsari
b. Kecamatan Jebres
c. Kecamatan Laweyan
d. Kecamatan Pasar Kliwon
e. Kecamatan Serengan
Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain. Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas kota Surakarta sendiri yang hanya 44 km2 dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing-masing luasnya kurang lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan kawasan kota besar yang terpusat.

B. Macam-macam Kebudayaan di Surakarta
a. Batik
Batik berasal dari Jawa. Kata batik berasal dari 2 kata bahasa jawa, yaitu amba yang berarti menulis dan titik yang berarti titik. Jadi, batik berarti menuliskan titik. Batik berdasarkan cara pembuatannya ada 3 macam, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik print. Cara pembuatan batik cap yaitu dengan meletakkan lilin di atas kain, tidak dengan canting, tapi dengan cap dari tembaga. Sedangkan cara pembuatan batik tulis:
1. Tahap pertama dari pembuatan batik yaitu ngetel/ngloyor. Kain dicuci dengan kanji perekat, kemudian diremas serta direndam dalam minyak jarak atau minyak kacang. Kemudian dijemur dan direndam lagi, lalu dijemur lagi.
2. Lalu, sesudah tahap pertama dilakukan ada tahap ngrengreng, yaitu ketika gambaran pertama dengan lilin cair dilukis di atas kain. Pembatik duduk di muka kain yang sedang dikerjakannya, menggoreskan canting yang mengalirkan lilin panas yang digoreskan sesuai dengan pola yang telah digambarkan. Karena itu, suhu lilin harus diatur benar supaya cairan lilin bisa mengalir dengan tepat. Kemudian nembok, yaitu bagian-bagian yang tidak boleh kena warna dasar, dengan lapisan lilin.
3. Selanjutnya dilakukan medel, yaitu pencelupan yang disertai dengan penjemuran dengan bantuan panas matahari. Setelah itu dilakukan ngesik/nglorod, yaitu membuang lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna soga (sawo matang) dengan cara memasukkan kain ke dalam air yang mendidih hingga lilinnya mencair kembali.
4. Tahap mbironi adalah tahap ketika bagian yang telah mendapat warna biru dan yang tidak boleh terkena soga ditutup lagi dengan lilin. Bagian yang ditutup dengan lilin ini juga diteruskan di bagian dalam kain. Setelah itu baru dilakukan menyoga, yaitu mencelup ke dalam zat berwarna coklat.
5. Setelah pencelupan dalam soga, maka kain siap dengan pemberian warnanya, dan seluruh lilin dapat dibuang.
Surakarta memiliki banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Motif batik Sidomukti diciptakan dengan sebuah harapan dan doa agar si pemakai menjadi mukti atau mulia. Sementara itu, motif batik Sidoluhur dimaksudkan agar si pemakai senantiasa memliki pekerti yang luhur.

Gambar 1.1 motif batik Sidomukti Gambar 1.2 motif batik Sidoluhur
Pusat perdagangan batik Surakarta berada di Pasar Klewer.
b. Karawitan
Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus, indah, atau rumit. Dalam bahasa jawa, kata karawitan khususnya dipakai untuk mengacu pada musik gamelan. Karawitan adalah seni suara yang bersistem slendro dan pelog baik vokal maupun instrumental.
Karawitan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Karawitan Vokal
Vokal yaitu seni suara yang menggunakan suara manusia. Yang menghidangkan vokal dinamakan vokalis. Di dalam karawitan, vokalis pria disebut wiraswara, sedangkan vokalis wanita disebut swarawati atau pesindhen.
2. Karawitan instrumental
Instrumen dalam karawitan disebut ricikan. Kumpulan atau penyatuan ricikan-ricikan yang terdapat dalam karawitan tanpa memisahkan satu dengan lainnya disebut gamelan. Karawitan instrumental dibagi menjadi 2, yatu pakurmatan dan bonangan.
3. Karawitan vokal dan instrumental
Paduan atau campuran antara vokal dan instrumental dalam karawitan, disebut juga karawitan campuran. Di dalam karawitan campuran ini, vokal dan instrumental mempunyai kedudukan yang sama pentingnya, tidak boleh salah satunya lebih menonjol agar menghasilkan hidangan karawitan yang benar-benar kompak. Contohnya klenengan, iringan tari, iringan pedhalangan, dan sebagainya.
 Fungsi gamelan
1. Pamurba irama (pemimpin irama)
Artinya yang mengatur jalannya irama mulai buka sampai dengan suwuk (berhenti). Rincikan gamelannya adalah kendhang.
2. Pamurba lagu (pemimpin lagu)
Artinya ricikan gamelan yang bertugas untuk menentukan bagian lagu yang harus disajikan oleh ricikan gamelan lainnya. Ricikan gamelannya rebab dan bonang barung.
3. Pemangku irama (pemantap irama)
Artinya ricikan gamelan yang mendukung jalannya irama mengikuti alur irama dari kendhang. Ricikan gamelannya kethuk, kempyang, kenong, kempul, gong, dan kecer.
4. Pemangku lagu
Artinya ricikan gamelan yang mendukung lagu atau melodi yang disajikan. Ricikan gamelannya gender barung, gender penerus, bonang penerus, slenthem, demung, saron barung, saron penerus, gambang, clempung/siter, dan suling.
5. Pengisi lagu
 Macam-macam instrumen gamelan
No Nama ricikan Cara membunyikan Alat pemukul
1. Rebab Digesek Tanpa alat pemukul
2. Kendhang Dikebuk Tanpa alat pemukul
3. Gender Barung Ditabuh Dua alat pemukul
4. Gender Penerus Ditabuh Dua alat pemukul
5. Bonang Barung Ditabuh Dua alat pemukul
6. Bonang Penerus Ditabuh Dua alat pemukul
7. Slenthem Ditabuh Satu alat pemukul
8. Saron Demung Ditabuh Satu alat pemukul
9. Sarun Barung Ditabuh Satu alat pemukul
10. Saron Penerus Ditabuh Satu alat pemukul
11. Kethuk-kempyang Ditabuh Satu alat pemukul
12. Kempul Ditabuh Satu alat pemukul
13. Gong Ditabuh Satu alat pemukul
14. Kenong Ditabuh Satu alat pemukul
15. Siter/clempung Dipetik Tanpa alat pemukul
16. Gambang Ditabuh Dua alat pemukul
17. Suling Ditiup Tanpa alat pemukul
18. Wiraswara - -
Bahan gamelan yang baik terbuat dari perunggu.
 Pengertian nada dan titi laras
Nada adalah suara atau bunyi yang teratur tinggi rendahnya, dan nada merupakan unsur pokok terwujudnya lagu atau gendhing, karena nada terjadi dari suara, maka hanya bisa didengar dan tidak bisa dilihat. Agar mudah mempelajarinya, nada dapat disimbolkan atau dilambangkan dengan titilaras atau notasi. Maka, nada dan titilaras merupakan satu kesatuan.
Titilaras adalah tulisan atau tanda untuk menyatakan atau melambangkan nada dalam karawitan. Karena laras dalam gamelan ada 2 macam, yaitu laras slendro dan pelog, maka ada gamelan laras slendro dan gamelan laras pelog. Jarak nada (sruti) antara kedua laras tersebut berbeda, sehingga bunyi nada laras slendro berbeda dengan bunyi nada laras pelog.
Nama nada atau titilaras slendro:
Urutan Nama nada Dibaca
ke-1 Siji/Barang ji
ke-2 Loro/Gulu ro
ke-3 Telu/Dhada lu
ke-5 Lima/Lima ma
ke-6 Enem/Enem nem

Nama nada atau titilaras pelog
Urutan Nama nada Dibaca
ke-1 Siji/Panunggul ji
ke-2 Loro/Gulu ro
ke-3 Telu/Dhada lu
ke-4 Papat/Pelog pat
ke-5 Lima/Lima ma
ke-6 Enem/Enem nem
ke-7 Pitu/Barang pi

Titilaras untuk instrumen kendhang:
t : dibaca tak, dikebuk pada kendhang ketipung sebelah kiri samping kiri tengah.
P : dibaca thung, dikebuk pada kendhang ketipung sebelah kanan tepi.
• : dibaca tong, dikebuk pada kendhang ketipung sebelah kiri tepi.
b : dibaca dhah, dikebuk pada kendhang gedhe sebelah kanan tepi.
L : dibaca lung/lang.
+ : ket
 Bentuk-bentuk gendhing
Gendhing atau struktur lagu di dalam karawitan dibagi dalam 3 golongan, yaitu: gendhing alit, gendhing madya, dan gendhing ageng.
Yang tergolong dalam gendhing alit:
1. Lagu dolanan
2. Ayak-ayakan, Srepegan, Sampak, dan Kemuda
3. Lancaran
4. Ketawang
5. Ladrang
 Tanda-tanda dan istilah-istilah dalam karawitan
Yang berhubungan dengan nama nada:
1. Kethukan/tempat nada pertama disebut dengan istilah dhing kecil.
2. Kethukan/tempat nada kedua disebut dengan istilah dhong kecil.
3. Kethukan/tempat nada ketiga disebut dengan istilah dhing besar.
4. Kethukan/tempat nada keempat disebut dengan istilah dhong besar.
Keempatnya disebut dengan satu gatra
Contohnya: • • • •
dhing kecil dhong kecil dhing besar dhong besar

Tanda-tanda yang digunakan pada instrumen gamelan:
1. + : tanda untuk tabuhan kethuk, penulisannya di bawah tanda ketukan/tempat nada.
2. – : tanda untuk tabuhan kempyang, penulisannya di bawah tanda ketukan/tempat nada.
3.  : tanda untuk tabuhan kenong, penulisannya di atas tanda ketukan/tempat nada.
4. V : tanda untuk tabuhan kempul, penulisannya di atas tanda ketukan/tempat nada.
5. O : tanda untuk tabuhan gong, penulisannya melingkari nada.



c. Tari
Tari di dalam bahasa jawa disebut juga joged atau beksa. Pengertian beksa dari kata Hambeksa terdiri atas kata Hambek yang artinya sawiji dan Esa yang artinya Tuhan Yang Maha Esa, intinya segala sesuatu yang akan dikerjakan hendaknya selalu memohon berkat dari Tuhan. Maka, kebanyakan tari jawa, khususnya tari tradisi Surakarta selalu diawali dengan gerak sembahan (mangenjali), maksudnya jika akan melakukan sesuatu harus selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Istilah lain seni tari yaitu Lenggot Bowo. Lenggot artinya gerak, sedangkan Bowo artinya suara atau musik/iringan. Jadi, Lenggot Bowo berarti gerak wiraga yang diiringi dengan iringan/tabuhan yang berirama.
 Gerak dasar tari gaya Surakarta (Rantaya)
Rantaya berasal dari kata paran (apa) dan taya (mataya, tari). Sumber lain ada yang menyatakan bahwa Rantaya berasal dari kata rante dan taya yang artinya di dalam rantaya ada sebuah gerakan belajar berjalan atau di dalam istilah tari dinamakan Lumaksana. Pada prisipnya, 3 unsur pokok pembelajaran tari jawa:
1. Wiraga : melatih untuk dapat melakukan dan menguasai bentuk gerak anggota badan.
2. Wirama : melatih kepekaan dan penguasaan gerak dengan iringan.
3. Wirasa : melatih diri dalam penguasaan karakter/watak tari.
Jenis Rantaya dibagi menjadi 3 macam:
1. Rantaya putri
Macam geraknya:
a) Trapsilantaya (duduk bersila)
b) Nikelwarti (Jengkeng)-Sembahan (Mangenjali)
c) Lumaksana Lembehan Kanan
d) Lumaksana Ridhong Sampur
e) Lumkasana Nayung
f) Lumaksana Keputren
g) Gerak penghubung: sindhet kiri (4 hitungan), ngigel (8 hitungan), sabetan (12 hitungan), ombak banyu (12 hitungan), dan srisig (4/8/12 hitungan).
2. Rantaya putra alus
Macam geraknya:
a) Trapsilantaya (duduk bersila)
b) Nikelwarti (Jengkeng)-Sembahan (Mangenjali)
c) Lumaksana Dhadap Hanuraga
d) Lumaksana Dhadap Impuran
e) Lumkasana Bang-bangan/Bambangan
f) Lumaksana Nayung
g) Gerak penghubung: besut (4 hitungan), ngigel (8 hitungan), sabetan (12 hitungan), ombak banyu (12 hitungan), dan srisig (4/8/12 hitungan).
3. Rantaya putra gagah
Macam geraknya:
a) Trapsilantaya (duduk bersila)
b) Nikelwarti (Jengkeng)-Sembahan (Mangenjali)
c) Lumaksana Kambeng
d) Lumaksana Kalang Tinantang
e) Lumkasana Bapang
f) Gerak penghubung: besut (4 hitungan), sabetan (12 hitungan), srisig (12 hitungan), dan ombak banyu (12 hitungan)
 Macam-macam gerak tari gaya Surakarta
1. Gerak kepala dan leher
Macamnya: pacak gulu, gedheg, lenggut, tolehan (900, 450, 220, 00=pajeg/lurus ke depan), gebes, mbantheng gambul, pacak gulu ula nglangi, pacak gulu banyak slulup, dan sebagainya.
2. Gerak tangan
Macamnya: ukel karno, ukel manis, seblak sampur, ulap-ulap tawing, ukel pakis, dan sebagainya.
Bentuk tangan dan jari tangan:
a) Nyempurit : ibu jari tangan menempel pada bagian tengah jari tengah.
b) Ngrayung : keempat jari tangan rapat lurus ke atas, ibu jari ditekuk menempel telapak tangan.
c) Kepelan : kelima jari tangan mengepal.
d) Naga Rangsang : keempat jari tangan rapat lurus ke atas, ibu jari dengan jari telunjuk membentuk sudut 900.
Ukuran tangan: putri (trap cethik), putra alus (trap dhada), putra gagah (trap pundhak).
3. Gerak kaki
a) Debeg dan gejug : telapak kaki depan dihentakkan ke lantai dilanjutkan dengan posisi kaki jinjit dihentakkan di belakang tumit.
b) Kengser : kedua kaki bergeser ke samping kanan atau kiri.
c) Mendhak : kedua lutut ditekuk menghadap keluar.
d) Junjungan : kaki diangkat setinggi betis (untuk tari putra alus), kaki diangkat setinggi lutut (untuk tari putra gagah).
e) Tanjak : sikap berdiri menyesuaikan karakter peranan.
f) Seredan : seredan polok/mata kaki digunakan apabila akan tanjak putra alus/lanyap, seredan jempol/ibu jari kaki digunakan apabila akan berjalan/lumaksana.
g) Kicat : mengangkat kaki setinggi betis di belakang kaki depan dengan arah telapak kaki serong/menghadap keluar.
h) Trecet : posisi kedua kaki mendhak, telapak kaki jinjit lalu bergeser ke kanan atau ke kiri.
i) Srisig : berjalan memutar kecil-kecil dengan posisi kedua telapak kaki jinjit.
4. Gerak badan
a) Ogek lambung
b) Entragan
 Pembagian karakter tari gaya Surakarta
1. Tari putri
a) Karakter putri luruh/alus
Contohnya: tari Bedhaya, tari Srimpi, tari Kelaswara.
b) Karakter putri lanyap
Contohnya : tari Kukila, tari Merak, tari Srikandhi Mustakaweni, tari Kidang.
2. Tari putra alus
a) Karakter putra alus luruh
Contohnya: tari Pamungkas, tari Gunungsari.
b) Karakter putra alus lanyap
Contohnya: tari Menakkoncar, tari Gambiranom, tari Bromastra, tari Kiprah Dewakumara.
3. Tari putra gagah
a) Karakter putra gagah dugangan
Contohnya: tari Eko Prawiro, tari Klana, tari Prawiraguna, tari Prawira Watang, tari Anoman Cakil.
b) Karakter putra gagah agal
Contohnya: tari Garudha Yaksa, tari Anoman Kathaksini.
d. Wayang
Cerita wayang purwa di Indonesia sumbernya berasal dari India, yakni terdapat dalam buku Ramayana dan Mahabarata. Menurut keterangan para ahli India, kedua buku tersebut merupakan buku sejarah, sebab cerita yang termuat di dalam buku-buku itu memang dulunya benar-benar terjadi dan ada di India. Ada yang menerangkan sebagai berikut:
1. Alengka, yaitu sebuah negara dengan Rahwana sebagai raja, sekarang bernama Srilanka.
2. Mandaraka yaitu sebuah negara dengan Prabu Salya sebagai raja, sekarang bernama Madras.
3. Indraprasta, yaitu sebuah negara dengan Prabu Yudhistira sebagai raja, sekarang bernama Delhi.
Walaupun cerita wayang Indonesia bersumber pada buku Ramayana dan Mahabarata, tetapi tidak berarti bangsa Indonesia mengutip isi kedua buku tersebut. Di Indonesia, isi kedua buku tersebut diolah para empu sehingga menjadi lebih indah serta memuat kias hidup manusia dari lahir hingga mati. Karena pandainya dalam mengolah kedua buku tersebut, orang India sendiri tidak mengira bahwa cerita wayang di Indonesia itu sebenarnya gubahan dari buku Ramayana dan Mahabarata. Macam-macam wayang di Indonesia:
1. Wayang purwa
Disebut juga wayang kulit, karena terbuat dari kulit lembu. Penyaduran sumber cerita dari Ramayana dan Mahabarata ke dalam bahasa jawa kuno dilakukan pada masa Raja Jayabaya. Pujangga yang terkenal pada waktu itu Empu Sedah, Empu Panuluh, dan Empu Kanwa. Sunan Kalijaga, salah seorang walisanga dari Demak pada abad 15 merupakan orang yang pertama kali menciptakan wayang dengan bahan dari kulit lembu. Dalang wayang kulit yang terkenal misalnya Ki Nartosabdo, Ki Haji Anom Suroto, dan Ki Timbul Hadiprayitno. Tokoh-tokohnya Pandawa dan Kurawa. Bentuk iringannya gamelan laras slendro dan pelog. Model penyajiannya semalam suntuk, ringkas, dan padat.
2. Wayang golek
Disebut juga wayang tengul. Wayang ini terbuat dari kayu dan diberi baju seperti manusia. Wayang ini banyak berkembang di Jawa Barat. Sumber ceritanya diambil dari sejarah, misalnya Untung Suropati, Batavia, Sultan Agung, Banten, Trunojoyo, dan lain-lain. Cerita wayang golek juga dapat mengambil dongeng-dongeng dari Arab. Tokoh-tokoh wayang golek yaitu Pandawa dan Kurawa. Iringannya gamelan sunda. Bentuk penyajiannya semalam suntuk dan padat. Pementasan wayang golek tidak menggunakan kelir atau layar seperti wayang kulit, namun disungging.
3. Wayang klithik
Wayang klithik terbuat dari kayu, bentuknya sama dengan wayang kulit. Disebut juga wayang krucil. Sumber ceritanya mengambil dari Babad Blambangan dan Majapahit. Untuk menancapkan wayang klithik tidak dipakai batang pisang seperti wayang kulit, tetapi menggunakan kayu yang diberi lubang-lubang. Tokoh-tokohnya antara lain Ratu Ayu Kencana Wungu, Dewi Anjasmara, Raden Damarwulan, dan lain-lain.
4. Wayang beber
Terbuat dari kain atau kulit lembu yang berupa beberan. Tiap beberan merupakan satu adegan cerita. Bila sudah tidak dimainkan, beberan itu digulung lagi. Sumber ceritanya mengambil dari Babad Jenggala dan Kediri. Tokoh-tokohnya antara lain Panji Inukartapati, Dewi Sekartaji, Panji Semirang, dan lain-lain. Iringan menggunakan gamelan pelog.
5. Wayang gedog
Bentuknya hampir sama dengan wayang kulit. Sumber ceritanya diambil dari cerita raja-raja di Jawa, seperti Banten, Singasari, Mataram, Kediri, dan lain-lain. Wayang gedog sekarang hampir tidak ada. Wayang tersebut hanya dapat dijumpai di museum-museum. Dibuat sekitar tahun 1400 oleh Sunan Giri. Tokoh-tokohnya antara lain Raden Panji Asmarabangun, Panji Semirang, Dewi Galuh Candrakirana, dan lain-lain.
6. Wayang kancil
Wayang ini menceritakan kehidupan binatang. Wayang kancil diciptakan oleh orang tionghoa yang bernama B.O. Lim pada tahun 1924.
7. Wayang menak
Tujuan pementasan wayang ini untuk media penyebaran agama Islam. Bahan bakunya seperti wayang golek. Sumber ceritanya adalah serat menak. Wayang ini diciptakan oleh Trunadipa dari Batu Retna, Wonogiri. Tokoh-tokohnya antara lain Wong Agung Jayengrana, Umar Madi, Dewi Rengganis, dan lain-lain. Pementasannya diiringi oleh gamelan pelog.
8. Wayang madya
Diciptakan oleh KGPAA Mangkoe Nagoro IV pada awal abad 18. Bahan bakunya terbuat dari kulit kerbau yang ditatah dan disungging. Sumber ceritanya mengambil cerita dari keturunan Pandawa, misalnya Prabu Parikesit dan masa permulaan Jayalengka.
9. Wayang wahyu
Pakem ceritanya diambil dari kitab Injil dengan cerita-cerita tertentu. Diciptakan oleh Bruder Temotheos untuk menyiarkan agama Katolik. Sumber ceritanya mengambil dari babad Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru. Wayang wahyu sering disebut sebagai wayang bibel. Bahan bakunya kulit kerbau yang ditatah dan disungging. Tokoh-tokohnya antara lain Maria, Yusuf, Musa, dan lain-lain.
10. Wayang orang
Cerita wayang yang dipanggungkan dengan pemeran orang-orang dewasa dengan drama tari berkelompok menggunakan dialog dan tembang disebut wayang orang. Sumber ceritanya seperti halnya wayang purwa, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Tokoh-tokohnya antara lain Pandawa dan Kurawa. Iringan menggunakan gamelan laras slendro dan pelog. Perkumpulan wayang orang terkenal misalnya di Sriwedari.

C. Perayaan dan Festival Kebudayaan di Surakarta
1. Grebeg
Menurut tradisi, Keraton Surakarta dalam setahunnya melangsungkan tiga kali upacara yang berhubungan dengan agama Islam yang disebut Grebeg. Tiga macam grebeg tersebut:
1. Grebeg Mulud yang jatuh pada 12 Rabiulawal untuk memperingati lahirnya Nabi Muhammad S.A.W.
2. Grebeg Pasa yang jatuh pada 1 Syawal untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
3. Grebeg Besar yang jatuh pada 10 Dzulhijah untuk merayakan Hari Raya Idul Adha.
Pada hari-hari tersebut, raja mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini, yang disebut dengan Hajad Dalem, berupa pareden/gunungan yang terdiri dari gunungan kakung (lelaki) dan gunungan estri (perempuan).
Gunungan kakung berbentuk seperti kerucut terpancung dengan ujung sebelah atas agak membulat. Sebagian besar gunungan ini terdiri dari sayuran kacang panjang yang berwarna hijau yang dirangkaikan dengan cabai merah, telur itik, dan beberapa perlengkapan makanan kering lainnya. Di sisi kanan dan kirinya dipasangi rangkaian bendera Indonesia dalam ukuran kecil.
Gunungan estri berbentuk seperti keranjang bunga yang penuh dengan rangkaian bunga. Sebagian besar disusun dari makanan kering yang terbuat dari beras maupun beras ketan yang berbentuk lingkaran dan runcing. Gunungan ini juga dihiasi bendera Indonesia kecil di sebelah atasnya.
2. Sekaten
Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari. Konon, asal-usul upacara ini sejak kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Menurut cerita rakyat, kata Sekaten berasal dari istilah dalam agama Islam, Syahadatain. Sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu dan Kyai Guntursari, dari keraton untuk ditempatkan di depan Masjid Agung Surakarta. Selama enam hari, mulai hari keenam sampai kesebelas bulan Mulud dalam kalender Jawa, kedua perangkat gamelan tersebut dimainkan untuk menandai perayaan sekaten. Akhirnya, pada hari ketujuh upacara ditutup dengan keluarnya Gunungan Mulud. Saat ini, selain upacara tradisi seperti itu juga diselenggarakan suatu pasar malam yang dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan upacara sekaten yang sesungguhnya.
3. Malam satu suro
Malam satu suro dalam masyarakat Jawa adalah suatu perayaan tahun baru menurut kalender Jawa. Malam satu suro jatuh mulai terbenam matahari pada hari terakhir bulan terakhir kalender Jawa (30/29 Besar) sampai terbitnya matahari pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya (1 Suro).
Di Pura Mangkunegaran, acara dimulai pada sekitar pukul 19.00. Saat itu dilakukan jamasan (pencucian) benda pusaka, kemudian dikirabkan keliling Pura Mangkunegaran.
Di Keraton Surakarta, upacara ini diperingati dengan Kirab Mubeng Beteng (Perarakan Mengelilingi Benteng Keraton). Upacara ini dimulai dari kompleks Kemandungan utara melalui gerbang Brojonolo kemudian mengitari seluruh kawasan keraton dengan arah berkebalikan arah putaran jarum jam dan berakhir di halaman Kemandungan utara. Dalam prosesi ini, pusaka keraton menjadi bagian utama dan diposisikan di barisan depan, kemudian baru diikuti para pembesar keraton, para pegawai dan akhirnya masyarakat. Yang unik adalah di barisan terdepan ditempatkan pusaka yang berupa sekawanan kerbau albino yang diberi nama Kyai Slamet yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat.
4. Wiyosan Jumenengan SP. KGPAA Mangkoe Nagoro IX
Peringatan naik tahta Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Mangkoe Nagoro (MN) IX, Penguasa Pura Mangkunegaran Solo. Digelar tarian sakral Bedaya Anglir Mendung. Sehari sebelumnya dilakukan wilujengan selametan.Dilaksanakan pada bulan Januari di Pura Mangkunegaran.
5. Peringatan Adeging Nagari Surakarta Hadiningrat
Merupakan peringatan berdirinya Negara Surakarta. Nagari Surakarta berdiri sejak tahun 1745. Acara diantaranya adalah pembacaan riwayat singkat kepindahan keraton dari Kartasura ke desa Sala dalam tembang Macapat diikuti kenduri. Dilaksanakan pada bulan Januari di Keraton Kasunanan Surakarta.
6. Grebeg Sudiro
Acara ini digelar untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek. Sebuah gunungan yang terdiri dari ribuan kue keranjang dikirabkan di sekitar Pasar Gede Solo. Puluhan peserta berbusana tradisional Jawa dan Tionghoa mengiringi dengan membawa lampion. Acara dimeriahkan pula dengan penampilan liong, barongsay dan kesenian lainnya bertempat di kawasan Pasar Gede.

7. Mahesa Lawung
Ritual adat Keraton Kasunanan Surakarta untuk memohon keselamatan dan supaya terhindar dari segala macam marabahaya. Acara digelar pada bulan April di Hutan Krendowahono, Karanganyar.
8. Wiyosandalem Tingalan Jumenengan PB XIII
Upacara peringatan kenaikan tahta SISKS Paku Buwono XIII. Dalam acara ini dipergelarkan tarian sakral Bedhaya Ketawang, yang tidak semua penari bisa melakukannya. Pada saat itu biasanya juga dilakukan pemberian gelar kebangsawanan kepada orang-orang yang dianggap berjasa kepada Keraton Surakarta. Dilaksanakan pada bulan Juli di Keraton Surakarta.
9. Keraton Festival
Festival yang mempertunjukkan warisan budaya Keraton yang tangible (koleksi pusaka, peninggalan artefak, dan lain-lain) serta yang intangible (upacara adat, tarian, musik tradisional, dan lain-lain). Dilaksanakan pada bulan Juli di Keraton Surakarta
10. Kirab Apem Sewu
Kirab yang digelar warga Kampung Sewu, Jebres. Sebuah kawasan di tepian Bengawan Solo. Ada 1000 apem yang dikirabkan (diarak) di sekeliling kampung. Apem-apem itu diusung dalam berbagai wadah dan bentuk. Setelah didoakan, apem-apem tersebut kemudian dibagikan kepada warga, karena dipercaya membawa berkah. Dilaksanakan pada bulan November.

Label: